Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

Sumber : www.flickr.com

Hai all. Kali ini saya gak akan review apapun atau kasih tips ataupun tutorial. Ok sejenak kita melupakan hal-hal tentang dunia kecantikan. 

Postingan saya kali ini adalah berbagi pengalaman hidup yang mungkin berguna untuk kalian. So buat kalian yang nyari review make up, silahkan pergi ke postingan saya yang lain.


Buat kalian yang masih stay di postingan ini, please fokuskan pikiran kalian kepada pasangan kalian, sahabat ataupun orangtua. Atau siapapun yang kalian cintai. Ingat baik-baik wajahnya dan termenunglah.

Saya mau berbagi pengalaman saya sama pacar saya yang saat ini sudah menjadi suami saya. Dia menjadi suami saya itu karna keteguhan hatinya, kesabarannya dan ketulusannya. Kalau enggak ada semua itu ya mungkin bulan Maret kemarin gak akan ada ijab qabul di rumah saya.

Kenapa saya ngomong begitu? Karna kalau saya jadi dia, saat itu saya akan menyerah, menunduk menatap bayangan diri dan membatin "sampai kapan kuat begini?"

Kalian pernah gak ngalamin yang namanya disakitin sama orang yang kalian cintai? Saat itu hanya akan ada dua pilihan di otak kalian. Antara meninggalkan atau memaafkan. Ya. Memang dua kata itu bergemuruh untuk menduduki posisi pertama.

Kalau saya akan lebih memilih yang pertama. Meninggalkan. Kenapa? Karna saya yakin masih ada yang lebih baik. Dan setiap pacar saya membuat saya sakit saya selalu memilih hal itu meski akhirnya saya selalu gak tega dan mengurungkan niat saya. Padahal semua kesalahan pacar saya gak lain hanya cuek, atau ketiduran pas waktunya apel kerumah, atau gak romantis pas valentine dan atau atau yang lain egoisme cewek.

Sementara pacar saya adalah orang yang selalu memilih cara kedua. Ia selalu memaafkan saya ketika ketika saya menyakiti dia. Padahal kesalahan saya adalah kesalahan yang disengaja dan mungkin sulit diterima pada hubungan kebanyakan orang.

Ya. Ia selalu memaafkan saya. Selalu. Dengan penuh yakin bahwa kesabaran akan berbuah emas nantinya. Dan saat itu ia bilang. 

"Kalau ini terjadi lagi, aku gak akan bisa bertahan lagi..." 

Dan dengan percaya dirinya, saya mengucap janji saya gak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Dan akhirnya, saya terlena. Terlena dengan kemudahannya memaafkan saya dan saya yakin, seribu kali saya lakukan itu ia akan selalu memaafkan saya. Dan akhirnya kesalahan itu terjadi lagi, untuk yang ketiga kalinya.

Entah kenapa saat itu saya merasa sangat takut. Saya terngiang akan kata-katanya bahwa ia akan meninggalkan saya. Saya menyesal. Sangat.

Saat itu saya menggenggam erat tangannya dan mengucap seribu kata maaf. Namun ia diam saja, asik mempermainkan pasir di kakinya dan menikmati gerimis lembut. 

Bagi saya saat itu lebih baik saya di maki-maki daripada ia harus diam seribu bahasa. Saya bingung dan takut. Mungkin kali ini kata maaf itu tak akan terucap lagi.

Saya ingat sudah 30 menit ia terdiam dan akhirnya ia membuka bibirnya cuma untuk bilang. 

"Neduh yuk, nanti kamu sakit."

Dengan bahasa singkat dan nada yang datar. Tangis saya semakin menjadi. Tak perduli banyak yang memperhatikan kami. Sampai akhirnya saya beranikan diri untuk bertanya.

"Apa mungkin kali ini kamu mau ninggalin aku?"

Dan saya pasrah mendengar jawabannya. Matanya yang tadinya menatap ke arah pantai tertuju pada saya. Ia menggeleng dan berkata.

"Aku gak akan ninggalin kamu hanya karna satu kesalahan dibanding seribu kebaikan kamu selama ini."

...

Saya termenung.

Saya berpikir.

Selama ini saya memutuskan meninggalkan dia hanya karna satu kesalahan kecil saja. 

Saya tidak pernah berpikir segala kebaikan yang ia berikan kepada saya selama ini, seakan semua itu tidak pernah ada.

Dan hanya karna satu titik nila, rusaklah susu sebelanga. 

Dan hanya dengan kalimat itulah saya sampai sekarang selalu berpikir ribuan kali jika ingin mengambil keputusan. Apalagi di saat saya sedang gamang dan merasa tak tentu arah. 

Jikalau kalian sedang mengalami hal di posisi pacar saya saat itu, coba deh kalian pikir lagi. Renungkan lagi. Dalami lagi, pasangan kalian itu orang yang seperti apa. Berapa kebaikan yang ia lakukan, berapa kesalahan yang ia perbuat, dan berapa kali ia memaafkan kamu. 

Berfikirlah. Belum tentu orang lain akan bisa seperti dia. Belum tentu orang lain akan semengerti dia.

Cobalah untuk memaafkan. Cobalah untuk selalu melihat kebaikan orang lain saat mereka berbuat salah. Dan semoga kamu bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

Salam.

Comments

  1. Assalammu'alaikum Mba Nanda, salam kenal dari saya. Hihihi, saya pengahuni baru di dunia per-blog-an dan baru saja wara wiri di blog Mba.

    Entah karena saya memang sedang sensitif atau karena lagi memikirkan seseorang, postingan Mba berhasil membuat saya nahan tangis (keadaan lagi di kantor sekrang, jadi malu buat nangis bombay, hahahaha).

    Sering saya merasa kesal dengan pasangan saya sekrang karena ketidak pekaannya, tapi karena sering menghadapinya jadi terasa sekrang sudah biasa tetap dengan menghela nafas setelahnya. Saya terus mewanti-wanti dalam hati saya, jangan sampai karena ketidakpekaannya kemudian persaan saya terhadap dia memudar, kemudian seribu kebaikannya terhadap saya jadi terlupakan. Saya menganggap itu sebagai kekurangannya yang harus saya tutupi dengan kelebihan yg saya miliki, tentunya disini pengertian saya menanggapi hal tersebut.

    Intinya saya setuju dengan postingan Mba, bahwa tidak semua orang bisa menghadapi perangai kita seperti dia yang sekarang sedang disamping kita. Mungkin jika berpikir ada yang jauh lebih tidak akan ada habisnya, tidak akan ada ketentraman, tidak akan ada ijab qobul dunia akhirat.

    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi mba Rizki :)

      Yup, seringkali wanita memang suka berpikir dan bertindak cepat sesuai dengan keadaan hati dan jarang sekali berpikir logis kaya saya hihi. Cuma kalau di telaah lagi kita gak akan tau org lain akan lebih baik atau tidak dari pasangan kita skrg atau bahkan lebih buruk yg menyebabkan kita jadi membandingkan pasangan.

      Melengkapi kekurangan pasangan adalah hal yg paling tepat mba. Intinya menerima dan selalu mengingat segala kebaikan yg ia lakukan adalah kunci keharmonisan suatu hubungan :)

      Thanks mba sudah mampir di blog saya ♥

      Delete
  2. ya ampun kata-kata terakhirnya itu loh kak, bagus banget.. aku setuju deh sama kakak..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts