Being A Mom Is A Gift



Dulu sewaktu masih gadis, aku sama sekali gak kepikiran bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Di otakku cuma terpikir gimana caranya jadi wanita karir yang sukses, traveling keliling Indonesia, dan game baru apa yang harus disikat habis. 

Aku gak punya pengalaman sama sekali ngurus anak kecil. Bahkan ketika adikku yang bungsu lahir aku jarang punya waktu untuk bantu mamahku ngurus dia karna aku sibuk kerja atau main sama teman. Gak ada di pikiranku belajar mandiin bayi, atau belajar suapin bayi untuk bekal di masa depan kelak. 

Dan singkat cerita saat aku nikah muda. Berselang sebelas bulan sehabis menikah baru kulihat test pack yang bergaris dua warna merah. 

Dan setelah hampir empat tahun menikah, sekarang aku sudah punya dua anak. Aurora dan Alvaro. 



Yap, dua permata hati. Dua belahan jiwa. Dua penyemangat hidup... 

Iya memang benar... 

Tapi terkadang aku lupa dengan ungkapan kata diatas saat aku marah sesekali terhadap mereka. Dengan kenakalan kecil mereka yang bahkan gak ada seujung kuku besarnya. 

Kadang aku kesal mereka mencuri waktuku saat asik saat waktu me time ku. Kesal karna menggangu waktu tidurku. Kesal karna merusak barangku, kesal ini kesal itu tak ada habisnya. 

Tapi satu hal yang kadang membuatku terpana terhadap mahkluk kecil bermata polos ini. 

Mereka tak ada dendam dengan orangtuanya. 

Mereka tak ada rasa kesal.

Sering kuamati kelakuan mereka setiap habis dimarahi. Mereka melembut, merajuk dengan air mata di pipi. Mata polos mereka merajuk seakan berkata, "Sudah, Ma, Pa jangan marah lagi..."

...

Bagaimana bisa aku kalah dengan anak yang bahkan umurnya tidak ada setengahnya dariku? Dengan diriku yang mudah sekali dendam dan kesal terhadap sesuatu. 

Bahkan jika terkadang aku kesal atau sedih tanpa sadar menangis di depan mereka. 

Aurora contohnya. 
Aku pernah menangis di depannya dan dia memandangiku beberapa saat sebelum bibir mungilnya bertanya, "Kenapa, Ma?" dan tangannya sibuk menyeka airmataku dengan tisu. Dan dia kembali berucap. "Udah ya, cup cup..."

Apa rasanya? 

Rasanya seperti ada yang berbisik, 

"Oh iya, masih ada yang tulus menyayangiku. Masih ada mereka. Karna merekalah aku disini sekarang."

Dan kemudian kesedihan yang tadinya meluap, perlahan surut dan hilang begitu saja. Begitu terus berulang-ulang. 

Beruntunglah semua ibu di dunia ini, karna mereka punya anak yang mencintai tanpa syarat. Yang tak pernah dendam setiap dimarahi orangtuanya. Yang selalu berkata semua akan baik-baik saja. Dan pandangan mata yang berkata mereka butuh ibunya. 

Being a mom is a gift.

Dan terimakasih Tuhan menitipkan dua malaikat kecil ini untuk kujaga dan kusayangi. 
Aurora & Alvaro. Terimakasih sudah memilihku sebagai ibumu di dunia ini... 



Comments

Popular Posts